LEBAH
AYAT :
وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
QS. An Nahl, 68 : Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",
ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
QS. An Nahl, 69 : kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
KISAH :
1. KISAH LEBAH & JASAD SEORANG SAHABAT NABI
Ashim ibn Tsabit sahabat Nabi dari kalangan Anshar yang berasal dari sukii Aus keturunan Bani Dhubay. la mendapat kemuliaan tersendiri di sisi Allah.
Allah berfirman, “Kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya, dan bagi orang mukmin.” Q.S. al-Munafiqun (63): 8
Pertolongan Allah sungguh mahaluas. Dialah sebaik-baik penjaga bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya. Pertolongan Allah tak ada habisnya diberikan kepada orang beriman siang dan malam, karena Dia tak pernah tidur atau pun lelah.
Ashim bin Tsabit bin Abu al-Aqlah al-Anshari al-Ausi adalah orang yang sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya serta kaum muslim. la kerap disapa dengan nama Abu Sulaiman. la termasuk golongan yang disebutkan dalam firman Allah: “Orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang Muhajirin dan Anshar dan orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah ridha kepada mereka, dan mereka pun ridha kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” QS. al-Taubah (9): 100
Ashim termasuk dalam golongan orang yang pertama-tama masuk Islam. Perang Badar menjadi medan pembuktian keimanan bagi kaum muslim. Perang itu menjadi ujian besar, karena mereka harus menghadapi pasukan yang jumlahnya lebih besar. Mereka sukses melewati ujian itu dan mendapat kemenangan yang besar. Ashim ikut serta dalam peperangan itu. la menyaksikan para pemuka Quraisy terkapar berkalang tanah.
Suatu hari Rasulullah saw. mengajukan pertanyaan kepada para sahabatnya tentang cara berperang, Ashim bin Tsabit segera mengambil tombak dan perisainya, lain menjawab, “ketika musuh sudah dekat, kira-kira 200 hasta, senjata yang harus digunakan adalah panah. Jika jarak mereka kira-kira sepenombak, gunakanlah tombak untuk bertempur sampai tombak kita patah. Jika tombak sudah patah, singkirkan tombak, dan gunakanlah pedang untuk pertarungan jarak dekat.”
Nabi saw. bersabda, “Begitulah perang dijalankan, barang siapa yang berperang hendaklah ia berperang seperti cara Ashim berperang.”
Berbahagialah Ashim, karena pandangannya diakui oleh seorang manusia yang paling mulia dan sangat memahami cara-cara berperang. Ashim sendiri adalah salah seorang dari empat orang kebanggaan suku Aus. Tiga orang lainnya adalah Sa‘ad bin Muadz yang kematiannya menggetarkan Arsy, Hanzhalah bin Abu Amir yang jenazahnya dimandikan para malaikat, dan Khuzaimah bin Tsabit—pemilik dua kesaksian. Rasulullah saw. menyatakan bahwa kesaksian seorang Hanzhalah setara dengan kesaksian dua laki-laki. Hanya Hanzhalah seorang yang mendapat kemuliaan seperti itu.
Ashim ikut merasakan kecamuk Perang Badar yang sangat dahsyat. Saat itu, kaum muslim menyaksikan bagaimana para pemuka kafir Quraisy tewas terbunuh. Hari Badar menjadi salah satu bukti yang menegaskan kemuliaan Islam dan kesesatan kaum musyrik.
Pada Perang Badar dan Uhud, Ashim membuktikan keberanian dan kepahlawanannya. Di Perang Badar, Rasulullah saw. menyuruhnya membunuh pemimpin Quraisy kedua setelah Abu Jahal, yaitu Uqbah bin Abu Mu’ith, yang berhasil ditawan oleh pasukan muslim.
Dan saat Perang Uhud, kemenangan berada di pihak Quraisy atas pasukan Muslimin. Para wanita Quraisy yang ikut di Uhud begitu senang dengan kemenangan yang mereka raih. Lalu mereka berkeliling di medan perang yang telah selesai. Mereka melakukan penyiksaan kepada korban perang dengan amat kejinya; mereka merobek perut korban, mencungkil mata, memutus telinga dan hidung. Bahkan salah seorang dari mereka masih merasa tidak puas kecuali setelah membuat kalung dan untaian dari hidung dan telinga. Mereka menjadikan kalung telinga dan hidung tersebut sebagai hiasan sebagai balas dendam atas ayah, saudara, paman mereka serta lainnya yang telah terbunuh di Badar.
Namun apa yang dilakukan oleh Sulafah binti Sa'ad berbeda dengan wanita Quraisy lainnya. Ia terlihat bingung dan panik sambil menunggu suami dan salah seorang dari ketiga anaknya. Ia ingin tahu kabar tentang mereka, dan ia juga ingin berbagi kebahagiaan karena kemenangan ini bersama wanita yang lain.
Setelah ia menunggu lama tanpa hasil, maka ia pun memasuki bekas medan peperangan tadi. Ia memeriksa setiap orang yang menjadi korban. Dan ternyata ia menemukan suaminya telah terbunuh dengan berlumuran darah.
Maka ia bagaikan singa betina yang ketakutan. Ia langsung menyisirkan pandangannya ke setiap penjuru untuk mencari ketiga anaknya: Masafi', Kilab dan Al-Julas. Tidak lama kemudian, ia mendapatkan bahwa ketiganya sudah tergeletak di tanah Uhud. Masafi' dan Kilab rupanya sudah tewas. Sedangkan Al-Julas masih memiliki sedikit napas untuk bertahan hidup.
Sulafah menangisi anaknya yang sedang menghadapi sakaratul maut. Ia meletakkan kepala anaknya di pangkuannya. Sulafah mencoba untuk menghapuskan darah yang ada di kening dan mulut anaknya. Sulafah sudah kehabisan air mata akibat kesedihan yang ia rasakan pasca perang.
Kemudian Sulafah mendekatkan diri kepada anaknya sambil berkata, "Siapa yang telah mengalahkanmu, wahai Anakku?" Anaknya berusaha untuk menjawab, akan tetapi ia tak kuasa lagi. Kemudian Sulafah kembali mendesak dengan pertanyaannya, dan kali ini anaknya mampu menjawab dengan berkata, "Orang yang membunuhku adalah Ashim bin Tsabit... dan ia juga yang telah membunuh saudaraku Masafi’ dan ...:' Akhirnya Al-Julas pun menghembuskan napas terakhirnya.
Sulafah binti Sa'ad menjadi gila. Ia langsung berteriak sambil menangis sekuatnya. Ia bersumpah demi Lata dan Uzza bahwa ia tidak akan pernah merasa puas kecuali bila Bangsa Quraisy telah membalaskan dendamnya dari Ashim bin Tsabit dan membawa tengkorak kepalanya agar ia jadikan tempat khamr untuk diminum.
Kemudian Sulafah bernazar untuk memberikan siapa saja yang mampu menangkap, menawan atau membunuh Ashim bin Tsabit lalu membawa kepalanya kepada Sulafah, maka ia akan diberi harta apa saja yang paling indah.
Maka tersebarlah berita tentang nazar Sulafah ini di kalangan Bangsa Quraisy. Setiap pemuda Makkah mulai berangan-angan untuk dapat mengalahkan Ashim bin Tsabit lalu mempersembahkan tengkorak kepalanya kepada Sulafah, agar ia akan memenangkan hadiah Sulafah ini.
Kembalilah pasukan Muslimin ke Madinah setelah mereka melakukan Perang Uhud. Mereka mengenang peperangan yang baru saja mereka lakukan dan mereka pun mengenang setiap kejadian dalam perang tersebut. Mereka berbelasungkawa atas setiap prajurit yang mendapatkan syahadah di medan laga. Mereka pun memberikan pujian kepada para ksatria yang begitu berani berperang dan mereka menyebutkan salah satu dari para ksatria tersebut adalah Ashim bin Tsabit. Para pasukan Muslimin merasa kagum kepada Ashim, bagaimana ia bisa dapat mengalahkan tiga orang bersaudara dari satu keluarga dari sekian banyak korban yang berguguran di tangannya.
Tak lama berselang setelah usainya Perang Uhud. Pada tahun keempat Hijrah, datang para utusan dari beberapa penjuru Jazirah ke Madinah. Mereka menghadap Rasulullah saw. dan bersyahadat. Mereka memohon agar beliau mengutus beberapa sahabat untuk mengajarkan agama dan membacakan Al-Quran kepada kaum mereka. Maka, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengirimkan 6 orang para sahabat pilihan dalam sebuah delegasi, dan delegasi ini dipimpin oleh Ashim bin Tsabit.
Maka berangkatlah delegasi pilihan ini untuk melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Tatkala mereka sedang berada di salah satu jalan antara Usfan dan Makkah (di mata air al-Raji, milik suku Hudzail) maka ada sebuah rombongan dari Hudzail yang mengetahui keberadaan rombongan delegasi ini. Rombongan dari Hudzail itu pun segera mengejar mereka, dan mengepung mereka dengan begitu rapatnya.
Ashim dan para sahabatnya langsung menghunuskan pedang mereka dan berniat untuk menghadapi para penghadang mereka. Orang-orang Hudzail ini pun berkata kepada mereka, "Kalian tidak akan mampu menghadapi kami. Kami adalah penduduk kampung ini. Jumlah kami begitu banyak, dan kalian hanya berjumlah sedikit saja. Demi Tuhan Ka'bah, kami tidak akan berbuat jahat kepada kalian bila kalian menyerah. Dan kalian dapat memegang janji Allah ini.”
Maka keenam sahabat tadi saling melemparkan pandangan kepada masing-masing mereka seolah mereka sedang bermusyawarah akan apa yang mesti mereka lakukan.
Lalu Ashim menoleh ke arah para sahabatnya dan berkata, ''.Aku tidak akan percaya dengan janji seorang musyrik.” Kemudian Ashim teringat akan nazar Sulafah atas dirinya, dan Ashim langsung menghunuskan pedangnya dan berdoa, "Ya Allah, aku akan berjuang dan membela agamamu. Maka jagalah daging dan tulangku sehingga tidak ada musuh-musuh Allah yang dapat mengalahkanku. “
Kemudian Ashim menyerang orang-orang Hudzail tadi yang diikuti oleh kedua orang sahabatnya. Mereka adalah Martsad al-Ghanawi dan Khalid al-Laitsi. mereka terus melawan orang-orang Hudzail ini, sehingga mereka pun meninggal satu demi satu.
Sedangkan ketiga orang sahabat Rasul yang lainnya, mereka adalah Abdullah bin Thariq, Zaid bin al-Dutsunah dan Khubaib bin Adi, ketiganya menyerahkan diri kepada orang-orang Hudzail tadi. Namun orang-orang Hudzail telah berkhianat kepada mereka.
Orang-orang Hudzail ini tidak tahu bahwa salah seorang dari korban tersebut adalah Ashim bin Tsabit. Begitu mereka mengetahuinya, maka mereka menjadi amat girang, dan mereka mengkhayalkan bahwa mereka akan mendapatkan hadiah yang besar.
Tidak heran, karena bukankah Sulafah binti Sa'ad telah bernazar bila ia berhasil menangkap Ashim bin Tsabit maka ia akan meminum khamr dari tengkorak kepalanya? Bukankah ia sudah berjanji bagi siapa saja yang dapat membawa Ashim hidup atau mati kepadanya, maka si pembawa akan mendapatkan harta apa saja yang ia inginkan?!
Tak berselang lama setelah peristiwa terbunuhnya Ashim bin Tsabit ini, suku Quraisy mendengar kabar tersebut. Sebab suku Hudzail ini tinggal tidak jauh dari Makkah.
Maka para pemuka Quraisy mengutus seseorang dari mereka kepada para pembunuh Ashim agar kepala Ashim diserahkan kepada mereka. Hal itu demi membayar kebencian Sulafah binti Sa'ad dan agar ia dapat menepati sumpahnya. Di samping itu juga agar rasa sedihnya akibat tewasnya ketiga anaknya berkurang yang telah dibunuh semuanya oleh Ashim.
Para pembesar Quraisy ini menitipkan harta yang banyak kepada utusan tadi, dan menyuruh utusan tersebut untuk memberikan harta tersebut kepada para penduduk Hudzail begitu mereka menyerahkan kepala Ashim.
Saat penduduk Hudzail hendak memotong kepala Ashim, mereka kaget, karena kepala Ashim telah dikerubungi oleh lebah dari seluruh sisinya.
Setiap kali mereka hendak mendekat kepada bangkai tubuhnya, maka para lebah itu akan terbang ke muka mereka dan menyengat mata, kening dan setiap tempat pada tubuh mereka. Semua lebah itu berusaha untuk mengusir mereka dari tubuh Ashim.
Begitu mereka putus asa setelah berusaha berkali-kali untuk melakukannya, salah seorang dari mereka berkata, "Biarkan saja tubuhnya hingga malam tiba. Sebab lebah bila malam tiba akan pergi darinya, dan kalian akan dibiarkan oleh lebah untuk mendekati dirinya.”
Lalu mereka pun duduk menunggu tidak jauh dari tubuh Ashim.
Lebah itu adalah tentara Allah, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya, “Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri.” QS. Al Mudatstsir (74): 31.
Namun begitu siang telah pergi dan malam mulai tiba, tiba-tiba langit menjadi mendung dan amat pekat. Cuaca menjadi dingin dan hujan pun mulai turun dengan sangat lebat. Hingga semua lereng, lembah dan jalan-jalan di bukit dipenuhi oleh air. Semua daerah dipenuhi dengan air yang begitu banyak.
Begitu waktu pagi tiba, para penduduk Hudzail mulai mencari jasad Ashim di setiap tempat, namun mereka tidak menemukannya. Hal itu terjadi, karena air telah membawa jasadnya pergi jauh dari mereka ke tempat yang mereka tidak ketahui.
Rupanya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengabulkan doa Ashim bin Tsabit, sehingga Allah Subhanahu wa Ta'ala melindungi jasadnya yang suci agar tidak dianiaya. Hanya Allah yang tahu kemana jenazah itu hanyut.
Allah juga menjaga kepala Ashim agar tidak dijadikan tempat khamr untuk minum. Dan Allah tidak akan memberikan kesempatan bagi kaum musyrikin atas Mukminin.
Benar, siapa saja yang benar-benar memegang janji kepada Allah, niscaya Dia akan memenuhi janji-Nya.
Semoga Allah merahmatinya.
*****
FAKTA ILMIAH :
Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena hidupnya berkelompok meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Semua lebah masuk dalam suku atau familia Apoidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput). Di dunia terdapat kira-kira 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika.
Sebagai serangga, ia mempunyai pasangan kaki dan dua pasang sayap. Lebah membuat sarangnya di atas bukit, di pohon kayu dan pada atap rumah. Sarangnya dibangun dari propolis (perekat dari getah pohon) dan malam yang diproduksi oleh kelenjar lebah betina yang masih muda terdapat dalam badannya. Lebah memakan nektar bunga dan serbuk sari.
Serangga betina memiliki peran penting dalam kelompok serangga ini. Perilaku lebah sangat ditentukan oleh perilaku lebah betina. Beberapa lebah betina spesies tertentu hidup sendiri (soliter) dan sebagian lainnya dikenal memiliki perilaku sosial. Lebah soliter membangun sendiri sarangnya dan mencari makan untuk keturunnya tanpa bantuan lebah lain dan biasanya mati atau meninggalkan sarang pada saat keturunnya belum menjadi lebah dewasa. Kadang kala beberapa spesies lebah soliter memberi makan dan merawat anaknya tanpa memberikan cadangan makanan bagi anaknya, bentuk hubungan seperti ini dikenal dengan istilah subsosial. Sementara pada tahap lebih tinggi, lebah hidup berkelompok dan saling berbagi tugas sesuai dengan bentuk fisik masing-masing.
Dalam suatu kelompok (disebut "koloni") terdapat tiga "kasta", yaitu:
1. lebah ratu, berjenis kelamin betina merupakan induk semua lebah dalam satu koloni dalam satu koloni hanya satu ekor lebah ratu.
2. lebah betina, dikenal sebagai lebah pekerja yang jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu, 30.000 ekor lebah dan yang bibit unggul bisa mencapai sampai 60.000 ekor lebah.
3. lebah jantan, jumlahnya hanya ratusan ekor lebah.
Seekor lebah yang mengumpulkan serbuk sari.
Setiap kasta lebah mempunyai tugas masing-masing. Lebah ratu hanya satu ekor dalam setiap koloni dan mengawal semua kegiatan lebah betina dan lebah jantan. Komposisi kromosomnya diploid sehingga dapat menghasilkan keturunan. Badannya lebih besar karena sejak masih dalam bentuk larva ia diberi makan susu lebah (royal jelly) yang kaya akan vitamin dan gizi.
Tugas utama ratu lebah adalah bertelur selama hidupnya, berjenis kelamin betina, perkawinan ratu lebah ini hanya sekali seumur hidup, perkawinan dilakukan dengan cara terbang tinggi di angkasa pada cuaca cerah dan pejantan yang bisa mengejarnya akan dapat mengawini sang ratu lebah, pejantan itu tidak lama kemudian akan mati karena testisnya lepas dan tertanam pada ovarium ratu lebah. Lebah ratu yang aktif mampu menelurkan kira-kira 2.000 butir telur sehari. Makanan ratu merupakan susu lebah (royal jelly), harapan hidup lebah ratu ialah tiga tahun.[butuh rujukan]
Tugas lebah pekerja berjenis kelamin betina mengumpulkan serbuk sari dan nektar. Madu merupakan hasil olah nektar yang dimuntahkan kembali dari dalam tubuh lebah dan disimpan dalam sarang lebah untuk makanan cadangan, makanan madu ini juga untuk larva dan pupa. Ada juga lebah betina yang bertugas membersihkan sarang dan merawat telur dan anak-anak lebah. Harapan hidup lebah pekerja ialah tiga bulan atau lebih sedikit. Makanan utama lebah pekerja ini adalah madu.
Lebah pekerja betina dari larva hingga akhir hidupnya memakan madu. Sementara itu, ratu lebah dari larva hingga akhir hidupnya memakan susu lebah (royal jelly).
Apabila kesuburan reproduksi telur sudah berkurang atau usia ratu lebah sudah tua, secara naluri lebah pekerja meremajakan koloni baru dan mencari telur-telur yang terbaik. Setelah telur menetas menjadi larva, larva akan diberi makan susu lebah (royal jelly). Dalam satu koloni hanya ada satu ratu lebah; sarangnya paling besar dan paling menonjol daripada sarang lebah pekerja.
Lebah pekerja bisa bertelur dan telurnya dapat menetas jika koloni lebah kehilangan ratunya maka secara alami sesuai naluri lebah betina akan bertelur dan yang lahir dari telur lebah pekerja ini semuanya berjenis kelamin jantan karena dari telur yang tak terbuahi, lebah pekerja tidak pernah dikawini oleh lebah jantan.
Lebah jantan bertugas mengawini lebah ratu muda jika akan membentuk koloni baru dan akan mati setelah kawin. Lebah jantan merupakan lebah dari telur tak terbuahi yang diberi makanan nektar dan madu biasa. Jumlah lebah jantan ini jumlahnya hanya ratusan.
Seringkali dalam film-film animasi, jika lebah-lebah diambil madu yang mereka produksi mereka diambil, mereka akan marah. Kemarahan lebah bisa disebabkan karena terganggu dan terkejutnya koloni itu, bisa juga karena sifat agresif kelompok lebah itu. Untuk budidaya peternakan lebah madu dipilih dari koloni yang jinak dan tidak agresif. Madu dari hasil peternakan lebah ini biasanya untuk komersial bisa juga untuk kebutuhan sendiri.
Terdapat pula lebah yang hidup menyendiri, tidak dalam kelompok. Jenis lebah yang demikian disebut lebah soliter.
Lebah menjalani metamorfosis lengkap ("holometabola") sehingga terdapat empat tahap bentuk kehidupan:
1. telur;
2. larva (bentuk ulat)
3. pupa (kepompong);
4. imago (lebah dewasa).
Telur yang menetas akan menjadi larva. Pada tahapan ini, lebah pekerja akan memberi larva makanan berupa serbuk sari, nektar, serta madu. Sebagian nektar yang dikumpulkan oleh lebah pekerja disimpan sebagai madu. Setelah beberapa hari, larva berganti menjadi pupa dan seterusnya menjadi anak lebah.
Lebah, di alam, berfungsi penting sebagai serangga penyerbuk utama. Kesukaannya akan nektar dan serbuk sari membantu penyerbukan silang tumbuhan. Dalam penyerbukan buatan tanaman tertentu, lebah dipiara dalam kurungan berisi tumbuhan yang akan disilangkan.
Manusia juga memanfaatkan madu sebagai makanan serta obat. Pemeliharaan lebah untuk diambil madunya telah dilakukan manusia sejak lama. Ilmu tentang lebah dan pemeliharaannya dikenal sebagai apiari. Usaha peternakan lebah juga disebut dengan nama tersebut. Madu yang dihasilkan lebah disukai oleh banyak hewan, khususnya beruang.
Beberapa jenis lebah memiliki sengat yang sebetulnya bersifat fatal bagi dirinya jika digunakan. Ketika ia menyengat, sengat dan kantong kelenjarnya akan terlepas dan tertancap pada sasaran. Hal ini mematikan sang lebah. Sengat ini dimanfaatkan manusia dalam pengobatan serupa akupunktur yang dinamakan terapi lebah (apitherapy).
Peternakan lebah modern menghasilkan racun lebah yang keluar dari sengat lebah pekerja tanpa kematian lebah. Mereka melakukannya dengan memasang semacam jebakan di pintu masuk sarang lebah. Jebakan ini dipasang arus listrik yang cukup untuk mengejutkan lebah, lebah yang terkejut akan secara tidak sadar mengeluarkan racun dari sengatnya dan hasilnya ditampung untuk ramuan obat-obatan.
Di beberapa tempat di Indonesia larva dan pupa lebah dijadikan makanan (misalnya sebagai botok lebah).
Lebah sering menggunakan sengatan ekornya saat merasa terusik. Lebah menusuk-nusukkan sengatan ekornya ke epidermis musuhnya sehingga musuhnya kesakitan. Namun, apa yang dilakukan lebah ini ternyata malah membuat sengat dan kantungnya lepas (tertinggal) di epidermis musuhnya. Akibatnya, beberapa menit kemudian lebah pun mati.
*****
DIALOG IMAN :
(Lihat Majalah BILAL edisi 3)
BELAJAR YANG BAIK DARI LEBAH
Lebah adalah salah satu hewan istimewa. Lebah menjadi salah satu nama surat yang Allah sebutkan dalam Al Quran. Yaitu surat An Nahl yang artinya lebah.
Lebah terdiri dari lebah pekerja, lebah ratu dan lebah pejantan. Serangga ini dikenal sangat disiplin, setia dan rela berkorban. Semua bekerja dengan teratur tanpa pernah saling berkelahi atau mengeluh.
Semua yang baik-baik ada pada lebah. Mereka hanya memilih makanan dari sumber yang baik-baik saja yaitu nektar atau sari bunga. Mereka memilih nektar dari bunga terbaik.
Teman-teman, ini bisa menjadi contoh untuk kita. Agar selalu menjaga makanan yang kita makan. Hendaknya kita memakan hanya yang halal dan thayyib saja.
Kemudian lebahpun hanya menghasilkan yang baik pula yaitu madu. Madu menjadi minuman yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Minuman manis yang diberkahi ini dapat menyembuhkan segala penyakit. seperti yang Allah sampaikan dalam firmannya:
"Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl: 69)
MasyaAllah ternyata Allah menyebutkan madu sebagai penyembuh segala macam penyakit di dalam Al Quran. Artinya ini menjadi janji Allah untuk kita.
Karena itu yakinlah teman-teman, jika sedang diuji sakit, minumlah madu sebagai ikhtiar mengobatinya.
Bukan hanya sampai disana, ternyata sarang lebah juga terkenal sangat steril sehingga tidak ada bakteri atau kuman yang masuk sehingga tidak ada pembusukan di sarang lebah.
Lebah tidak suka mengganggu jika tidak ada yang mengganggunya. Mereka berjasa bagi penyerbukan bunga-bunga dan tumbuh-tumbuhan.
Lebah bisa menjadi cermin bagi seorang muslim. Karena contoh yang baik ada pada lebah. Lebah tidak merusak dan tidak merugikan orang lain. Lebah sangat bermanfaat dan dibutuhkan bagi orang lain disekitarnya. Semangat kedisiplinan, kesetiaan dan pengorbanan yang tidak memandang pamrih kecuali mencari ridha Allah.
Rasulullah SAW menyampaikan tentang lebah, "Tidak makan kecuali berasal dari sumber yang baik, tidak menghasilkan kecuali bermanfaat dan berguna bagi orang lain, dan jika menggunakan sesuatu tidak merusak dan tidak pula menghancurkannya.
Allah abadikan lebah dalam Al Quran. Agar manusia dapat mengambil pelajaran darinya. MasyaAllah. (LW)
*****